4 Tanda Perilaku Narsistik dalam Hubungan Asmara yang Perlu Diwaspadai

GenPI.co – Memahami perilaku narsistik dalam hubungan asmara sangat penting untuk menjaga kesejahteraan emosional dan menghindari potensi bahaya.

Orang narsis adalah orang yang memiliki rasa mementingkan diri sendiri secara berlebihan dan sering kali menunjukkan perilaku manipulatif yang dapat berdampak besar pada pasangannya.

Mengenali tanda-tanda narsisme sejak dini sangatlah penting, karena menjalin hubungan dengan seorang narsisis dapat menyebabkan tekanan emosional dan bahkan masalah kesehatan fisik.

Namun, mengidentifikasi kecenderungan narsistik bisa jadi sulit, sehingga penting untuk tetap waspada dan berhati-hati seiring kemajuan hubungan.

Dilansir Times of India, untuk membantu mencegah potensi bahaya, berikut tanda peringatan utama yang harus diwaspadai dalam mengidentifikasi perilaku narsis.

1. Perilaku korban

Dalam banyak kasus, pasangan narsis menggambarkan dirinya sebagai korban, memanipulasi korban sebenarnya agar percaya bahwa merekalah yang bertanggung jawab atas masalah hubungan apa pun.

Melalui manipulasi emosional dan gaslighting yang ekstrim, mereka menanamkan keraguan dalam pikiran pasangannya, menyebabkan mereka mempertanyakan perasaan dan pengalaman mereka sendiri.

Saat dihadapkan pada kekhawatiran apa pun, orang narsisis memutarbalikkan situasi, menyalahkan pasangannya dan menggambarkan dirinya sebagai korban.

Perilaku ini menimbulkan rasa sakit emosional yang luar biasa pada korbannya, memicu kebingungan, frustrasi, rasa malu, bersalah, dan perasaan terjebak dan terkuras.

2. Panas dan dingin

Dalam hubungan dengan pasangan yang narsistik, sering kali terdapat pola perilaku yang disebut “panas dan dingin”.

Ini berarti mereka beralih ke perilaku ekstrem dalam cara mereka memperlakukan pasangannya.

Terkadang, mereka sangat penuh kasih sayang, penuh kasih sayang, dan perhatian, menghujani pasangannya dengan kasih sayang dan perhatian.

Lalu tiba-tiba, mereka menjadi menjauh secara emosional, mengabaikan SMS atau telepon, bersikap dingin dan menarik diri, serta berperilaku di luar karakternya.

Siklus ini terus berlanjut, membuat pasangannya terus-menerus merasa gelisah, bingung, dan terlalu terikat.

Mereka menjadi bergantung pada pengakuan pasangannya atas kebahagiaan mereka, merasa sangat stres dan tidak aman ketika kasih sayang itu ditarik.

Pergeseran emosi yang ekstrim ini dapat sangat merusak harga diri dan rasa berharga mereka.

3. Sikap mementingkan diri sendiri

Orang narsisis secara alami memiliki rasa mementingkan diri sendiri dan kebutuhan besar akan perhatian dan kekaguman.

Mereka secara konsisten memprioritaskan kepentingan, kebutuhan, hasrat, dan keinginannya sendiri dibandingkan pasangannya, sering kali menuntut perlakuan khusus dan menyatakan rasa superioritas.

Dalam hubungan yang sehat, harus selalu ada kesetaraan dan saling menghormati antar pasangan; oleh karena itu, perilaku seperti ini tidak boleh ditoleransi.

Perilaku tersebut dapat menimbulkan akibat yang parah, menimbulkan perasaan dendam, marah, dan frustasi pada korbannya jika terus-menerus diabaikan oleh pasangannya.

4. Kurangnya empati

Tanda penting lainnya dari pasangan narsistik adalah kurangnya empati.

Empati, pada dasarnya, adalah kemampuan untuk mengenali dan berbagi perasaan dan emosi orang lain, berusaha untuk memahaminya dengan tulus.

Namun, orang narsisis biasanya kesulitan dalam aspek ini.

Mereka sering merasa sulit dan tidak penting untuk melakukan upaya mengenali dan mengakui perasaan, emosi, dan kebutuhan pasangannya, sehingga membuat mereka mengabaikan dan mengabaikannya.

Kurangnya empati dapat berdampak besar pada kesejahteraan emosional pasangan, membuat mereka merasa diabaikan dan disalahpahami dalam hubungan tersebut. (*)

Video heboh hari ini:
https://ouo.io/jKAdjg

Leave a comment

Design a site like this with WordPress.com
Get started